Aku pernah mendengar langsung dari seorang Guru Tjimande yaitu Abah Sunar dari Cukuh Balak (semoga Allah merahmati dan menjaga beliau dan memberikan kesehatan selalau pada beliau) "Sing Bisoho Mikul Duwur Mendem Jero"
Mohon maaf sebelumnya istilah "Mikul duwur mendem jero" adalah pepatah Jawa yang mengandung makna sangat mendalam tentang bagaimana seharusnya seorang anak bersikap terhadap orang tuanya. Secara harfiah, pepatah ini berarti "memikul yang tinggi dan setinggi tingginya hal yang baik baik dan terpuji, dan mengubur dalam dalam hal yang buruk dan tak terpuji.
Bagian "mikul duwur" dalam konteks Yayasan Kesti TTKKDH adalah menekankan pentingnya menghormati dan menjunjung tinggi nama baik orang tua, terutama guru guru kita wabil khusus kluarga besar sejarah Sukaagung berikut guru guru tjimande hingga Mbah Khair. Ini berarti apa? Haruslah kita bisa selalu berbuat baik, patuh, dan menjaga reputasi keluarga besar Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH. Kita sebagai Anak atau murid diharapkan menjadi kebanggaan orang tua, guru guru tjimande seluruhnya. Kita harus bisa menghormati dan menjaga nama baik keluarga besar Tjimande ini.
Begitu pula istilah Mendem Jero, itu agar kita Mengubur dalam dalam Kekurangan Orang Tua, guru guru kita, wabil khusus kluarga kesejarahan Sukaagung yang saat ini sedang mengalami badai kebencian, dan saling menyalahkan antara satu dan lainnya.
Padahal lebih jauh dari itu kita seharusnya harus bisa menutupi atau memaafkan kesalahan dan kekurangan yang ada. Artinya apa? seharusnya kita bisa memelihara sikap bijaksana dalam menghadapi kekurangan, tidak justru memberi cap busuk, jahat dan lainnya kepada kluarga besar tjimande wabil khusus kluarga kesejarahan sukaagung.
Sedih rasanya menyaksikan segala persoalan yang menimpa perguruan kita ini.
Andai kebencian menjelma menjadi kerasnya hati yang membatu, maka Karuhun Tjimande Pastilah Akan Bersedih di alam sana...
Kebencian yang mengeras dalam hati hanya akan menghancurkan perguruan ini dari dalam.
Semoga kehancuran total itu tidak akan terjadi.