Langsung ke konten utama

KAMI ADALAH ......

Kami adalah Perguruan Pencak Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung-Indonesia. Kami adalah generasi Tjimande yang akan terus bergerak melanjutkan  Perjuangan Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung-Indonesia yang telah didirikan pada tahun 1961 oleh Abah Madharis beserta sahabat-sahabat seperjuangannya. 

Kami akan pertahankan Perguruan Pencak Silat Yayasan Kesti TTKKDH ini dengan segenap jiwa dan raga kami dari segala bentuk rongrongan dan niat jahat dari pihak manapun.

Kami adalah Generasi Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung-Indonesia dalam hal keilmuan akan terus merujuk kepada sanad keilmuan para pendahulu kami, yaitu Maha Guru Tjimande mbah Khaer, Ayah Kholiah, Ayah Khorsi, Abah Endut, Abah Otong, Abah Ma’in, Abah Buyah, Cek Ateng, Nyi Masonah, Abah Muhammad Haris (Abah Madharis), Nyi Siti Salamah.

Kami juga akan selalu setia dan menghormati kepada penerus Pusat Sejarah Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung seperti Abah Sukarno Madharis, Abah Ahmad Sanwani Madharis, Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis dan Guru-Guru Tjimande Lainnya yang tersebar di berbagai wilayah dan daerah yang setia terhadap kesejarahan Perguruan Pencak Silat Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung

Kami segenap warga tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung akan selalu berpegang teguh kepada sumpah perguruan sebagai berikut:

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Patuh dan taat kepda kedua Orang Tua (Bapak Ibu) serta Guru.
  3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah
  4. Saling   hormat         dan   menghormati  terhadap   sesama  perguruan, maupun terhadap perguruan/persilatan lainnya.
  5. Dilarang melakukan hal-hal yang sifatnya dilarang oleh pemerintah maupun agama.
  6. Selalu menahan diri dari pancingan emosi dan membela diri untuk keselamatan.
  7. Selalu menjaga nama baik “Perguruan Persilatan Tjimande” maupun organisasinya dengan penuh kesadaran serta penuh tanggung jawab.
  8. Memupuk rasa solidaritas terhadap sesama warga perguruan silat Tjimande sebagai saudara kandung.
  9. Menjunjung tinggi musyawarah untuk mufakat dalam mengatasi segala hal perselisihan / persoalan.
  10. Selalu patuh dan taat kepada sumpah persilatan Tjimande.
  11. Segenap warga perguruan silat Tjimande mengakui bahwa silat tjimande diturunkan oleh Embah Haer, Ayah Haliyah, Ayah Kursi, Embah Endut, Abah Ma’in, Embah Otong, Embah Buyah, Cik Ateng, Nyi Masonah, Abah Madharis, Nyi Siti Salamah, Abah Sukarno Madharis, Abah Ahmad Sanwani Madharis dan Guru Persilatan Tjimande seterusnya.
  12. Atas pelanggaran sumpah ini, bersedia dikenakan sangsi yang tentukan oleh perguruan persilatan Tjimande.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah

Sejarah Tjimande Versi Pertama Ini adalah versi yang berkembang di daerah  Priangan  Timur (terutama meliputi daerah  Garut  dan  Tasikmalaya  dan juga  Cianjur  selatan). Berdasarkan versi yang ini, Abah Khaer belajar Silat dari istrinya. Abah Khaer diceritakan sebagai seorang  pedagang  (dari Bogor sekitar abad 17 sampai abad 18) yang sering melakukan perjalanan antara  Batavia ,  Bogor ,  Cianjur ,  Bandung ,  Sumedang  .......... Sejarah Tjimande Versi Kedua Menurut versi kedua, Abah Khaer adalah seorang ahli maenpo dari Kampung  Badui .    Dia dipercayai sebagai keturunan Abah Bugis (Bugis di sini tidak merujuk kepada nama suku atau daerah di Indonesia Tengah). Abah Bugis sendiri adalah salah seorang Guru ilmu perang khusus dan kanuragaan untuk prajurit pilihan di  Kerajaan Padjadjaran  dahulu kala........... Sejarah Tjimande Versi Ketiga Versi ketiga inilah yang "sedikit" ada bukti-bukti tertulis dan tempat yang lebih jelas. Versi ini pulalah yang dipakai oleh keturunan

Abah Madharis Ke Sukaagung (Bagian 2)

Pada tahun 1934, Abah Madharis pindah ke Wilayah lampung Selatan di Bedeng Kampung Sukaagung Kecamatan Kedondong dan sekarang menjadi Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus.  Pertama kali mengembangkan persilatan Tjimande beliau mengajar tujuh orang murid antar lain: Abah Khamdani,  berasal dari Sukaagung   Kabupaten Tanggamus Abah  Johan, b erasal dari Talang Padang Kabupaten Tanggamus Abah  Unel, b erasal dari Teluk Betung Bandar Lampung Abah  Jalal, b erasal dari Pringsewu Kabupaten Tanggamus Abah  Jamhari, b erasal dari Sukadana Lampung Timur Abah  Samanan, b erasal dari Suka Ratu Abah  Muni, b erasal dari Kepayang Kabupaten Tanggamus Setelah mengajar ke tujuh muridnya barulah menyusul beberapa murid lainnya dan beberapa murid dipercaya untuk mengajar silat, maka persilatan itu mulai dikembangkan di Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Madya Tanjung Karang Teluk Betung yang sekarang menjadi Kota (Bandar Lampung) sementara yang ditugaskan di Bandar Lampung untuk men

Sikap Politik Anggota Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH (Bagian 2

Sebagai organisasi yang taat kepada pemerintah, Pengurus Pusat Perguruan Pencak Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH merasa perlu memberi petunjuk agar seluruh Anggotanya tetap menggunakan hak politik mereka secara benar dan bertangung jawab pada tahun politik 2024 nanti. Perlu dipahami bersama, sikap politik anggota Perguruan Pencak Silat Yayasan Kesti TTKKDH adalah bersifat personal-individual, tidak atas nama organisasi, dan tidak boleh memanfaatkan organisasi sebagai alat politik praktis, karena Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH telah kembali menjadi organisiasi sosial-kebudayaan, sosial-keagamaan yang akan konsisten mengurusi masalah kelestarian seni budaya Tjimande dan dakwah Islamiyah secara kultural. Pengurus Pusat   Perguruan Pencak Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH mengimbau kepada seluruh Anggotanya agar tetap menggunakan hak politiknya secara benar dan bertanggung jawab dan di sesuaikan dengan cita-cita menegakkan akhlaqul karimah. Sikap di atas tidak lain