Sebagaimana telah di jelaskan pada tulisan terdahulu setelah Guru Besar Abah Madharis sebagai Ketua Sejarah Tjimande berpulang ke rahmatulloh, Kesejarahan Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH dilanjutkan dan diteruskan oleh Abah Sukarno Madharis. Abah Sukarno Madharis meninggal dunia di tahun 1997, dan Tampuk Kesejarahan Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH diteruskan kembali oleh Putra Abah Madharis yang yang bernama Abah Ahmad Sanwani Madharis pada tahun antara 1997-2017. Abah Ahmad Sanwani Madharis juga tutup usia di tahun 2017. Setelah Abah Ahmad Sanwani berpulang kerahmatulloh, kesejarahan Tjimande Abah Madharis mengalami kekosongan. Karena situasi dan kondisi maka cucu Abah Madharis yang bernama Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis (Putra Abah Ahmad Sanwani Madharis) melanjutkan tampuk kesejarahan Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Abah Madharis
Pada tahun antara 1998 sampai dengan 2021, terjadi catatan buruk bagi Yayasan Kesti TTKKDH karena kesejarahan yang dilanjutkan oleh Abah Thoyib Madharis mulai mengalami goncangan. Ini terbukti dengan munculnya Kesti TTKKDH Lampung atau KESTI Lampung yang mencoba untuk berdiri secara terpisah secara organisasi dari Yayasan Kesti TTKKDH. di ketahui melalui dokumen-dokumen resmi, Kesti TTKKDH di ketuai oleh Bapak Risman Hamid dan Abah Thoyib sebagai ketua Sejarahnya. (Sementara itu disisi lain, kemunculan Kesti TTKKDH Banten di Lampung yang di ketua oleh Wahyu Nurjamil, juga menyebabkan warga Tjimande yang ada di Lampung mengalami goncangan dan keributan di sana-sini).
Dari sini terlihat jelas bahwa Abah Thoyib terlihat tidak konsisten di Yayasan Kesti TTKKDH karena beliau pada saat yang sama malah menjadi ketua Sejarah Kesti TTKKDH atau KESTI Lampung. Ketidak konsistenan Abah Thoyib ini semakin terlihat jelas ketika beliau pada tahun 2021 menyatakan mengundurkan diri dari Ketua Sejarah Kesti TTKKDH Lampung (meskipun sudah mengundurkan diri, tetapi masih terus cawe cawe dalam hal organisasi).
Akhir-akhir ini ketidak
konsistenan Abah Thoyib semakin menjadi jadi ketika beliau juga ternyata ikut
ikutan nempel atau boleh dikatakan deket deket dengan Kesti TTKKDH Banten.
Diketahui oleh banyak orang beliau sering didatengi oleh orang orang Kesti
TTKKDH Banten dan beliau terlihat sangat enjoy seakan akan beliau sudah berada
di dalamnya. Atau mungkin sudah dianggap sebagai sesepuh Kesti Banten.
Artinya, kemunduran dan perpecahan Perguruan Pencak Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH salah satunya di sebabkan orang dalam sendiri bahkan beliau adalah Putra Abah Madharis yang tidak konsisten memegang Yayasan Kesti TTKKDH. Abah Thoyib terang benderang justru ikut mendirikan Kesti TTKKDH Lampung dan juga ikut-ikutan dompleng ke Kesti TTKKDH Banten. Ini adalah musibah besar sekali bagi Perguruan Pencak Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Abah Madharis Sukaagung.
Badai goncangan terjadi dan
datang kembali nyaris memporak porandakan Yayasan Kesti TTKKDH, karena yang di
anggap Ketua Sejarah tidak konsisten. Di tengah-tengah badai yang ada, muncul
pula kepengurusan Yayasan Kesti TTKKDH yang mencoba menghilangkan kesejarahan
Abah Madharis, dan tidak mengakui kesejarahan Sukaagung. Kepengurusan ini malah
bekerjasama dengan orang-orang tertentu yang dianggap sebagai ahli waris
pendahulu Yayasan Kesti TTKKDH untuk mengambil alih Yayasan Kesti TTKKDH. Maka
keadaan semakin runyam dan semakin ruwet. Dimana-mana anggota perguruan
Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH mengalami kebingungan kemana hendak ikut secara
organisasi. Bukan hanya anggotanya yang bingung juga pengurus dan sekaligus
sespuhnya juga mengalami kebingungan. Saking bingungnya mereka ada yang sampai
ganti baju yang tadinya baju hitam lengkap dengan logo Yayasan Kesti TTKKDH
yang segi lima sekarang ganti baju/koas warna putih dengan logo lain. Padahal
mereka tadinya kebanyakan adalah anggota Perguruan Pencak Silat Tjimande
Yayasan Kesti TTKKDH.
Ditengah-tengah ketidak konsistenan Abah Thoyib dan semakin tidak jelas nya beliau membela Yayasan Kesti TTKKDH dan juga adanya Kepengurusan Organisasi Yayasan Kesti TTKKDH yang tidak mengakui dan malah hendak menghilangkan dan meleyapkan Kesejarahan Sukaagung, maka munculah sosok cucu Abah Madharis yang bernama Abah Herwanto Putra Abah Ahmad Sanwani Madharis untuk meneruskan perjuangan Yayasan Kesti TTKKDH Sukaagung. Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis akan Berdiri kokoh dan tak akan tergoyahkan untuk menegakkan kembali tonggak kesejarahan Yayasan Kesti TTKKDH Abah Madharis Sukaagung. Semangat yang dikobarkan oleh beliau "Kembali ke Sejarah Agung Abah Madharis".
Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis menghimbau kepada
seluruh Anggota, kepada pengurus, kepada sesepuh yang tadinya atau dahulunya
adalah anggota Yayasan Kesti TTKKDH yang sekarang telah berganti baju dan logo,
kembalilah kepada jalur kesejarahan yang benar, kembalilah kepada Yayasan Kesti
TTKKDH Abah Madharis Sukaagung.
Beliau sering mengatakan:
Bertanyalah kepada Guru dan
Pelatihmu, kepada siapa mereka berguru Tjimande?
Bertanyalah kepada Gurunya
Gurumu kepada siapa mereka berguru Tjimande
Bertanyalah kepada Gurunya
gurunya gurumu kepada siapa beliau beliau berguru Tjimande
dan seterusnya. Siapa tahu di dalam diri beliau beliau mengalir sanad keilmuan Tjimande yang bersambung
kepada Abah Madharis dan Abah buyah dan seterusnya. Jika ternyata benar ada
sanad ilmu / Jalur ilmu Tjimande ke Abah Madharis – Abah Buyah dan seterusnya,
maka kembalilah kepada Yayasan Kesti TTKKDH Abah Madharis Sukaagung.
Semoga Allah SWT memberikan
jalan keberkahan bagi ilmu Tjimande yang kita pelajari, bukan ilmu Tjimande
yang justru akan memporak porandakan kehidupan kita karena angkara murka dihati
kita, kemunafikan di jiwa kita, karena keserakahan duniawi yang tidak seberapa.
نَسْأَلُ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يَجْعَلَ لِعِلْمِ تِجيْمَانْدِي
اَلَّذِيْ نَتَعَلَّمُهُ مُبَاركَةً ، وَلَيْسَ عِلْمُ تجِيْمَانْدِي اَلَّتِيْ
سَتُدَمِّرُ حَيَاتَنَا بِالْفِعْلِ بِسَبَبِ سُوْءِ الْغَضَبِ فِي قُلُوْبِنَا،
وَالنِّفَاقِ فِي نُفُوْسِنَا، وَبِسَبَبِ كِبَرِ الطَّمَعِ الدنيوي فى
حياتنا غَيْرَ دَائِمٍ طمعا شديدا
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ