Perkembangan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH

YAYASAN KESTI TTKKDH
0

 

Perkembangan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH di Provinsi Lampung tidak akan terlepas dari Kisah Sejarah Abah Buyah yang meninggal di tahun 1940 M dan  Abah Madharis yang meninggal di tahun 1973. Di ceritakan bahwa Abah Madharis berjuang membangun dan mengembangkan Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH di awali dengan Beliau membina murid muridnya yang berjumlah 7 orang murid. 

  1. Abah Khamdani, berasal dari Sukaagung  Kabupaten Tanggamus
  2. Abah Johan, Berasal dari Talang Padang Kabupaten Tanggamus
  3. Abah Unel, Berasal dari Teluk Betung Bandar Lampung
  4. Abah Jalal, Berasal dari Pringsewu Kabupaten Tanggamus
  5. Abah Jamhari, Berasal dari Sukadana Lampung Timur
  6. Abah Samanan, Berasal dari Suka Ratu
  7. Abah Muni, Berasal dari Kepayang Kabupaten Tanggamus

Setelah mengajar ke tujuh muridnya barulah menyusul beberapa murid lainnya dan beberapa murid dipercaya untuk mengajar silat, maka persilatan itu mulai dikembangkan di Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Madya Tanjung Karang Teluk Betung yang sekarang menjadi Kota (Bandar Lampung) sementara yang ditugaskan di Bandar Lampung untuk mengajar silat antara lain:

  1. Wilayah Raja Basa (Gunung Terang) dan sekitarnya adalah Abah Sahidun
  2. Wilayah Durian Payung dan sekitarnya adalah Abah Artamin
  3. Wilayah Kaliawi dan sekitarnya adalah Abah Isra, dan Abah Serai
  4. Wilayah Kedaton dan sekitarnya adalah Abah Akhmad Zaini
  5. Adapun pengembangan di Wilayah Lampung Selatan adalah yang telah dibagi dua kabupaten Kalianda dan kabupaten Tanggamus antara lain:
  6. Wilayah Kecamatan Natar Abah Kamim dan Abah Pulung
  7. Wilayah Kecamatan Panjang Abah H. M. Tari Atmaja dan Abah Dulmahat
  8. Wilayah Kecamatan Kotaagung dan Wonosobo Abah Ayuha, Abah Antasa, Abah Kamran, Abah Asgari, Abah Mahmud.
  9. Wilayah kecamatan Talang Padang Abah Johan, Abah Santani, Abah Parian dan Abah Kimong.
  10. Wilayah Kecamatan Pulau Panggung Abah Sapri
  11. Wilayah Kecamatan Pagelaran Abah Juhri, Abah Sudari dan Abah Satra.
  12. Wilayah Kecamatan Pringsewu Abah Jalal, Abah Syamsuri, Abah Karma
  13. Wilayah Kecamatan Kedondong Abah Hi. Kipli, Abah Hi. Asrori, Abah Hi. Sarmani, Abah Hi. Umar di Way Harong dan Cimanuk.
  14. Wilayah Kecamatan Gedung Tataan Abah Asgari, Abah Kasan Satip
  15. Wilayah Kecamatan Padang Cermin Abah Adung, Abah Surya, Abah Usup.
  16. Wilayah Kecamatan Cukuh Balak Abah Kemis, Abah Maksudi, Abah Wir.
  17. Wilayah Kecamatan Pardasuka Abah Khamdani, Abah Juhra, Abah Muni, Abah Sarman, Abah Saldiman, Abah Surnaja, Abah Sapri, Abah Sugriwa.
  18. Wilayah Kecamatan Katibung dan Sidomulyo Abah Hi. Dulhak, Abah Bakri, Abah Sunta.
  19. Wilayah Kecamatan Kalianda Abah Manip Setia, Abah M. Ali.
  20. Wilayah Kecamatan Tegineneng Abah Kari dan Abah Usman.
  21. Wilayah Kabupaten Lampung Tengah Abah Moh. Nur, Abah Jamhari, dan Abah Rojikun (Bagian Organisasi)
  22. Untuk Wilayah Kabupaten Lampung Utara:
  23. Wilayah Kecamatan Abung Barat (Ogan Lima) Abah Anwar.
  24. Wilayah Kecamatan Kotabumi (Kali Umban) Abah Saban, dan Wilayah Simpang Nakau Abah Sidik Beliau Putra Abah Buyah.
  25. Wilayah Cempaka dan Talang Kampelas Abah Sarkani Leos

Seiring dengan perkembangan waktu, Yayasan kesti TTKKDH ini didirikan pada Tanggal 21 Agustus 1961 oleh Abah Madharis bersama sahabat-sahabat seperjuangannya seperti, Raden Mas Basuki, Letnan TNI Bapak Muhammad Safei, Tuan Ramijan, Tuan Maya ex., Tuan Dulmaad, Tuan Saidun, Suminta, dan Tuan Artamin sebagaimana juga tercatat pada dokumen di tahun 1965.

 

Abah Madharis sendiri berdomisili Sukaagung di Wilayah Provinsi Lampung. Tahun 1973 adalah tahun duka bagi Anggota Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH karena ditahun itu Abah Madharis berpulang kerahmatulloh. Abah Madharis dimakamkan di Sukaagung Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. 



Meskipun beliau sudah tiada, kelak dikemudian hari jasa dan perjuangan beliau akan dikenang sepanjang masa oleh anggota Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH. Selanjutnya Kesejarahan Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH dilanjutkan dan diteruskan oleh Abah Sukarno Madharis. Abah Sukarno Madharis meninggal dunia di tahun 1997, dan Tampuk Kesejarahan Perguruan Silat Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH diteruskan kembali oleh Putra Abah Madharis yang yang bernama Abah Ahmad Sanwani Madharis pada tahun antara 1997-2017. Abah Ahmad Sanwani Madharis juga tutup usia di tahun 2017. Setelah Abah Ahmad Sanwani berpulang kerahmatulloh, kesejarahan Tjimande Abah Madharis mengalami kekosongan. Karena situasi dan kondisi maka cucu Abah Madharis yang bernama Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis (Putra Abah Ahmad Sanwani Madharis) melanjutkan tampuk kesejarahan Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH Abah Madharis. 

Namun demikian, berbagai persoalan dan kemelut organisasi terjadi, mulai dari kepengurusan organisasi yang semrawut dan tidak lagi ada koordinasi dengan Pusat Sejarah Sukaagung, hingga adanya upaya-upaya tidak menganggap dan bahkan ingin menghilangkan kesejarahan Sukaagung. Melihat kondisi dan situasi yang semrawut seperti di atas, Abah Herwanto Ahmad Sanwani Madharis kemudian mengadakan gebarakan atau gerakan "Kembali Ke Sejarah Agung Abah Madharis". beliau mengajak seluruh tokoh, sesepuh dan seluruh warga Tjimande yang memiliki sanad dan jalur keilmuan ke Abah Madharis untuk bersatu padu dan kembali ke Sejarah Abah Madharis. Beliau mengingatkan agar pengurus Yayasan Kesti TTKKDH dimanapun berada, dan seluruh Anggota / warga tjimande dimanapun tempatnya agar jangan mau di pecah belah, jangan mau di provokasi oleh segelintir orang untuk kepentingan kepentingan sesaat, untuk kepentingan-kepentingan politik yang merugikan perguruan. Untuk itu Abah Herwanto kemudian membentuk kepengurusan Pusat Sukaagung (Dewan Pengurus Pusat) yang baru yang betul-betul mengakui sejarah Sukaagung dan betul betul menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan warga Tjimande Abah Madharis.


 


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)