Saat ini dunia sedang jungkir balik, yang benar dituduh salah, yang salah di benar-benarkan, dan seterusnya.
Maka kita harus hati-hati, khususnya dalam hal kita mengambil “sanad” ilmu
Tjimande. Kehati-hatian ini untuk menjaga kita dari hal-hal yang mungkin kurang
baik dan menyalahi prinsip-prinsip atau ajaran yang paling dasar dari perguruan. Kenapa? karena pada dasarnya Perguruan Persilatan Tjimande itu syarat dengan nilai-nilai Islam yang berarti urusan Tjimande ini tidak bisa main-main, asal-asalan
apalagi sembrono. Urusan Tjimande ini bukan hanya urusan dunia saja
tetapi pertanggung jawaban Ilmu Silat Tjimande ini sampai ke akhirat.
Hal ini bisa dibuktikan dengan Sumpah Ta'leq. Bahwa ketika seseorang mau masuk Tjimande saja dia harus di
“sumpah ta’leq” terlebih dahulu dengan membaca diantaranya dua kalimah Syahadat
meskipun dia sudah Haji ataupun Kyai sekalipun. Hal ini untuk memastikan dan juga meneguhkan keislaman seorang anggota. Dari sini kita harus faham bahwa seorang anggota perguruan Tjimande saja harus di sumpah Ta’leq
seperti itu, apalagi kalau seorang anggota tersebut dijadikan pengurus baik itu pengurus
ranting, cabang, daerah, wilayah bahkan pusat. Dan berkaitan dengan sumpah ta'leq, hal ini bukan hanya sekilas saja atau sekedarnya saja. Ada semacam tuntutan dari perguruan bahwa mereka harus berpegang teguh
kepada sumpah ta’leq nya. Sehingga ada ungkapan “yang paling baik dijadikan
pengurus diantara kalian adalah yang paling baik memegang teguh sumpah ta’leqnya.
Maka baik itu Anggota, pengurus apalagi sekelas Pelatih, Kasepuhan dan
Pembina itu harus dipastikan betul adalah orang-orang yang memegang teguh
“Sumpah Ta’leq” nya. Apalagi Pelatih,
Kasepuhan dan Pembina mereka haruslah orang-orang yang sudah bisa menjadikan
Sumpah Ta’leq menjadi mendarah daging dalam dirinya.
Maka, kami heran ketika mendapat kabar ada pembina Tjimande dari organisasi tertentu yang konon katanya bukan orang islam. Tapi tetap kami jelaskan di sini bahwa itu biarlah menjadi urusan dan tanggung jawab dunia dan akhirat organisasi tersebut. Yang jelas kalau kita ini Perguruan Persilatan Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH hanya menjalankan amanah sesuai yang diamanahkan oleh pendahulu Tjimande, anggota saja di sumpah ta’leq dengan membaca dua kalimah syahadat dulu, masak iya yang menjadi pengurus malah bukan orang yang di ta’leq dengan dua kalimah syahadat.