Hormat Kepada Guru/Pelatih Wasilah keberkahan Ilmu Tjimande

YAYASAN KESTI TTKKDH
0

Saat ini betapa banyak orang yang belajar ilmu silat Tjimande, tapi betapa banyak pula yang ilmu Tjimandenya kurang memberi manfaat kepada kehidupannya. Bukan menjadi lebih baik dan berbudi luhur, tapi justru kehidupannya ngawur bahkan tidak jarang yang malah untuk kesombongan dan keangkuhan.

Itu disebabkan karena ilmu Tjimandenya kurang dan tidak barokah. Untuk itu betapa pentingnya bagi kita untuk tahu bagaimana cara agar ilmu Tjimande kita dapat barokah dan manfaat.

Setelah diteliti dengan seksama, salah satu agar mendapatkan keberkahan ilmu Tjimande adalah dengan menghormati dan taat kepada guru atau pelatih. Karena para guru terutama guru-guru besar yang sudah tiada mendahului kita dan juga guru atau pelatih yang mengajar kita dengan ikhlas dan susah payah adalah perantara mengalirnya ilmu Tjimande kepada kita khususnya di Perguruan Persilatan Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH yaitu Embah Khaer, Ayah Kholiah, Ayah Khorsi, Abah Endut, Abah Otong, Mbah Main, Mbah Buyah, Cek Ateng, Nyi Masonah, Abah Madharis, Nyi Siti Salamah dan guru persilatan tjimande lainnya. Maka wajib hukumnya bagi anggota Tjimande umumnya dan khususnya anggota Tjimande yang menjadi pengurus, pelatih dan sesepuh sekalipun untuk menghormati, taat dan takdzim kepada pelatihnya, baik pelatih atau guru yang mengajarnya ataupun para guru yang sudah mendahuluinya.

Dan sebagai salah satu bentuk dari menghormati, taat dan takdzim kepada guru atau pelatih adalah mau mendoakan mereka dengan doa-doa terbaiknya. Dan kepada guru-guru besar yang tertulis dalam sumpah pertalekan yang sudah tiada, hendaknya sesering mungkin hadiyah fatihah untuk beliau-beliau, syukur-syukur dilengkapi dengan zikir tahlil dan bacaan Surah Yasin pada tiap-tiap malam jumat.

Celakalah dan tidak akan mendapatkan keberkahan bagi anggota Tjimande Yayasan Kesti TTKKDH yang tidak hormat takdzim serta mengingkari/tidak mengakui atau bahkan berani menghilangkan kesejarahan Embah Khaer, Ayah Kholiah, Ayah Khorsi, Abah Endut, Abah Otong, Mbah Main, Mbah Buyah, Cek Ateng, Nyi Masonah, Abah Madharis, Nyi Siti Salamah dan guru persilatan tjimande lainnya.

“Ilmu Tjimande itu bisa di pelajari dengan ketekunan dan kesungguhan, tetapi keberkahan ilmu Tjimande hanya bisa didapat dengan hormat takdzim serta berkhidmah kepada guru dan pelatih Tjimande kita”. Syaikh Muhammad Bin Said Al Yamani berkata:

الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَالْبَرَكَةُ بِالْخِدْمَةِ وَالْمَنْفَعَةُ بِالطَّاعَةِ

“Ilmu itu bisa di dapat dengan belajar, dan keberkahan akan di dapat dengan berkhidmah, dan kemanfaatan itu di dapat dengan ketaatan”

Salah satu bentuk kita berkhidmah adalah dengan kita menjadi anggota Tjimande  yang selalu aktif di berbagai kegiatan dan juga kepengurusan ditingkat ranting dan lainnya, meskipun kita jadi pengurus Yayasan Kesti TTKKDH tidak ada bayaran atau tidak dapat upah atau gaji, tapi tetaplah kita harus aktif dan serius “ngurusi” perguruan kita dengan sepenuh hati dan segenap jiwa, juga dengan pikiran, tenaga bahkan kadang “harta” dengan iuran-iuran dan lain sebagainya. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan (khidmah) untuk perguruan akan bisa menjadi wasilah keberkahan ilmu Tjimande kita. Aamiin Ya Rabbal’aalamiin.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)